BeritaUtama

Urban Farming: Beberapa Kritik Jadi Bekal Menjadi Lebih Baik

Setelah Penilaian Tahap 1 Lomba Urban Farming Kota Malang 2022 sampai pada Penilaian Tahap 2 di lokus RT 8 RW 1 Kelurahan Tunggulwulung, Rabu (13/7/2022).

Kedatangan Tim Juri Penilai disambut oleh Lurah Tunggulwulung Dani Maroe Beni, Ketua RW 1 Hudiyana, Ketua RT di wilayah RW 1, Babinsa, kader PKK, kader lingkungan dan beberapa unsur masyarakat pegiat lingkungan di RW 1.

Tim Juri yang terdiri dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang (Dispangtan), TP PKK Kota Malang, akademisi dan kader lingkungan diajak berkeliling di sekitar wilayah RT 8 RW 1. Mereka meninjau tanaman urban farming, Toga, yang dirawat oleh warga RW 1 .

Selanjutnya tim juri diajak menuju lokasi pembibitan dan penyemaian yang terletak di dekat makam RW 1.

Usai berkeliling tim juri dipersilakan singgah dan ngeleyeh untuk acara sambutan dan evaluasi di “Kebun Domba”, salah satu kafe di RW 1 yang mengembangkan pengolahan bunga Telang.

Sesi evaluasi diawali sambutan Ketua RW 1 yang sejak awal menyampaikan bahwa memang Urban Farming di wilayahnya ini memang masih baru dimulai. Beberapa warga juga masih belajar melakukan budidaya tanaman sayur dan buah. Oleh karena itu ia siap menerima kritik dan masukan tim juri.

Hudiyana bertekad akan mewujudkan wilayah yang asri, dimana setiap rumah akan melakukan budidaya tanaman sayur/buah dan tanaman toga, di samping tanaman hias. Misinya mendirikan food garden di wilayahnya.

Lurah Tunggulwulung yang menyampaikan sambutan kedua mengapresiasi semangat dan kekompakan warga RW 1 yang mau belajar dan rela bahu mengembangkan urban farming. Ia menekankan bahwa lomba bukan tujuan utama, namun hanyalah sebagai penyemangat agar masyarakat menyadari dan mau memulai budidaya urban farming. Menang atau tidak menang tidak masalah, yang penting urban farming di RW 1 berkelanjutan dan mampu menginspirasi RT dan RW lainnya.

Tiba saatnya evaluasi Tim Juri yang diketuai oleh Tim M. Ridwan. Juri memuji beberapa tanaman yang sudah cukup baik dirawat oleh warga. Tim Juri melihat penataan tempat juga sudah baik, kategori tanaman yang ditanam sudah lengkap, yakni sayuran, buah, umbi-umbian dan TOGA (Tanaman Obat Keluarga).

Namun demikian beberapa saran dan masukan juga diberikan, khususnya terkait belum optimalnya budidaya dengan metode hidroponik, teknik pembibitan dan penyemaian yang masih memerlukan perbaikan, serta menyarankan dibuatnya Demlot (Demonstration Plot/Kebun Percontohan) agar bisa menjadi rujukan bagi warga yang akan menanam di halaman rumah masing.

Administrasi Urban Farming juga sudah baik dan lengkap, namun ada yang perlu pembenahan dalam penulisannya.

Tim juri memberikan saran agar jika mengalami kesulitan dalam melakukan penanaman atau menerapkan teknik tertentu, bisa berkonsultasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) wilayah Kel. Tunggulwulung.

Acara diakhiri dengan makan siang bersama menikmati makanan khas hasil olahan warga RW 1, di antaranya Sego empok, Wajik Bunga Telang, Es Cendol Bunga Telang, Telang Latte, mendoan, tahu gejrot, dan aneka hidangan lainnya.* (dmb)