Artikel

Mengenal Pelican Crossing

Banyak yang menyangka bahwa metode menyeberang ini sama dengan berjalan melalui zebra cross, padahal sebetulnya berbeda.Metode penyeberangan pelican crossing adalah metode menyebrang dengan memanfaatkan lampu lalu lintas ini disebut dengan Pelican Crossing.

Menekan tombol lampu penyeberangan, menunggu sampai lampu penyeberangan  menyala hijau, dan kemudian menyeberang jalan. 3 langkah tersebut merupakan metode yang kini banyak diberlakukan di Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.

Metode penyeberangan pelican crossing memanfaatkan lampu lalu lintas untuk menghentikan kendaraan dan memungkinkan pejalan kaki untuk menyeberang. Pejalan kaki akan menekan tombol di sisi jalan, menunggu lampu sinyal berubah warna, dan menyeberang sesuai dengan durasi waktu yang ditentukan.Traffic Choices

Sejarah Metode Penyeberangan Ini

Metode ini dinamakan pelican crossing bukan tanpa alasan. Pasalnya, pelican crossing merupakan singkatan dari ‘Pedestrian Light Controlled Crossing’. Metode penyeberangan ini pertama kali ditemukan dan diterapkan di Inggris, yang kemudian menjadi populer di negara-negara tetangga, hingga di Indonesia.

Metode Penyeberangan Pelican Crossing

Sepintas, pelican crossing memang mirip dengan zebra cross, dengan tanda garis-garis putih di aspal. Hanya saja, pelican crossing memadukan sistem penyeberangan zebra cross dengan lampu lalu lintas yang diaktifkan oleh pengguna jalan untuk menyeberang.

Tak hanya lampu, pelican crossing juga dilengkapi dengan speaker yang akan mengeluarkan suara sebagai tanda saat pejalan kaki hendak menyeberang. Suara ini cukup nyaring sehingga ketika seseorang tanpa sengaja mengalami fase tidur singkat atau microsleep dapat terbangun juga dan segera menghentikan laju kendaraannya.

Pelican crossing dianggap sebagai metode penyeberangan yang efektif dan aman, baik untuk pejalan kaki maupun pengemudi, karena digunakan sesuai dengan kebutuhan. Ketika tak ada pejalan kaki yang menekan tombol lampu, pengendara bebas melaju tanpa terhalang lampu lalu lintas.

Sementara itu, jika ada pejalan kaki yang hendak menyeberang, maka lampu akan berubah menjadi merah, yang artinya pengendara harus berhenti sejenak dan memberi kesempatan pejalan kaki untuk menyeberang.

Pelican crossing juga sangat ramah untuk pengguna kursi roda dan penyandang disabilitas. Sebab mereka bisa dengan mudah menyeberang tanpa harus kesulitan menaiki tangga JPO (Jembatan Penyeberangan Orang). Waktu penyeberangan juga cukup panjang sehingga mereka tidak perlu terburu-buru saat menyebrang.

Lantas, jika pelican crossing ini sangat memudahkan untuk pejalan kaki, bagaimana dengan pengguna jalan lainnya, seperti pengendara sepeda motor dan juga pengendara mobil? Nah, seperti yang sudah disinggung di atas, pelican crossing ini juga cukup efisien untuk pengendara.

Pasalnya, pengendara hanya perlu menghentikan kendaraan mereka ketika ada pejalan kaki yang hendak menyeberang saja. Ini membuat Anda tetap aman. Untuk para pengendara, jangan lupa untuk perhatikan beberapa hal ini saat berhadapan dengan pelican crossing, ya:

  1. Kurangi kecepatan.
  2. Berhenti di belakang garis.
  3. Berikan kesempatan pada pejalan kaki untuk menyeberang.
  4. Jika lampu sudah berubah warna dan tak ada lagi pejalan kaki yang menyeberang, mulailah melaju dengan perlahan.

Dengan demikian, keselamatan dan keamanan Anda sebagai pengguna jalan dan juga pejalan kaki bisa terjaga. Semoga bermanfaat!

Sumber: https://www.mocil.id/blog/mengenal-metode-penyeberangan-pelican-crossing#:~:text=Metode%20ini%20dinamakan%20pelican%20crossing,negara%20tetangga%2C%20hingga%20di%20Indonesia.